Saya suka nonton tribute band. Mereka tidak hanya mencoba
memainkan musik band terkenal seakurat mungkin, tapi juga berkostum seperti
band aslinya. Ada banyak tribute band yang cukup dikenal macam Mat Bitel
(tribute The Beatles) atau Acid Speed (tribute The Rolling Stones). Nah, kalau
anda penggemar Guns N’ Roses (GN’R), maka tribute band yang benar-benar
‘ngelotok’ ya cuma Arrow Guns. Mereka tak hanya memperhatikan unsur
musikalitas, tetapi juga fashion dan attitude dari GN’R sampai detail.
Sudah lama saya tidak nonton Arrowguns. Mungkin mereka
sering pentas di mana-mana, tapi sayang lokasi pertunjukan yang agak susah
dijangkau, terutama bagi penggemar dari luar kota seperti saya. Jadi begitu ada
kabar bahwa mereka akan mentas di @america Pacific Place pada Jumat malam (8
Mei 2015, saya segera menyiapkan segala sesuatu supaya bisa nonton.
Segalanya terlihat sudah direncanakan dengan baik. Tata
panggung, tata suara dan cahaya sudah diatur secara sangat baik. Video wall di
belakang panggung menampilkan visual yang cocok dengan lagu yang dibawakan.
Pukul 19.30 Arrowguns muncul dan menggeber hits GN’R di hadapan sekitar 300
penonton.
Sesaat sebelum Arrowguns memainkan lagu Civil War, video
wall menampilkan cuplikan film Cool Hand Luke yang dibintangi aktor Paul
Newman. Kalimat "What we've got here is failure to communicate"
terlihat diucapkan oleh Strother Martin (sebagai Captain, seorang sipir
penjara). Tak lama intro Civil War mengalun, dan McAxl muncul mengenakan boots
& jacket bertuliskan US ARMY. Upaya menampilkan cuplikan video film jadul
(tahun 1967!) ini layak diacungi jempol. Para penggemar GN’R jadi tahu asbabun
nuzul dari kalimat yang muncul di awal lagu tersebut. Dengan demikian tidak ada
lagi dugaan-dugaan tanpa dasar yang sering dibahas di media sosial tentang
siapa yang ngomong.
Sanjoyo alias McAxl yang berperan sebagai frontman dari
Arrowguns memang cukup memperhatikan detail. Dia tidak hanya menyanyi mirip Axl
Rose, tetapi juga berdandan dengan kostul mirip AXL dari ujung rambut sampai
ujung kaki: headband, shirt Kill Your Idol , white leather jaket, jam tangan
merah, sampai ke sepatu dangan initial AXL. Tak hanya itu, gaya panggung, snake
dance, hingga sorot mata kemarahan juga berhasil ditampilkan McAxl. Di sela
lagu, Mc Axl juga berkomunikasi dengan penonton dengan suara sengau mirip Axl,
“It’s glad to be here in Eindoneysie…” yang tentu saja disambut dengan sorak
dan gelak tawa penonton. Kalimat2 pengantar sebelum menyanyikan lagu juga
ditiru McAxl seperti “Tonight’s happy song kinda like a walk in the park…”
Penggemar hardcore GN’R tentu sudah bisa menebak bahwa lagu berikutnya adalah
Estranged.
McAxl juga merespon celetukan penonton yang mencemooh benda
tumpul yang menyembul dari celana pendeknya dengan menjawab dengan logat Axl
yang khas, “I don’t know what you mean by saying ‘Peler! Peler…!’”. Penonton
pun tertawa. Good response, McAxl! Maybe you shoud wear a jockstrap next time.
Lagu Estranged ini memang istimewa. McAxl menyuruh berhenti
di awal lagu ketika merasa ada lirik dan musik yang gak sinkron, persis seperti
yang dilakukan Axl. Selain itu McAxl juga melompat dari panggung (sebagaimana
Axl loncat dari kapal cargo). Kalaupun ada kekurangan, mungkin cuma Slash yang
agak keteteran saat bermain solo dan McAxl juga tidak mengenakan jaket (ungu)
saat menyanyikan bait terakhir Estranged.
Pada lagu apa Axl menyanyi sambil duduk? Tepat, lagu
Patience. Selain video wall yang menampilkan cover album GN’R Lies…, McAxl juga
mengambil posisi duduk seperti yang dilakukan Axl.

Menjelang akhir pertunjukan, McAxl turun panggung dan
berlari ke belakang penonton. Sambil bernyanyi di antara penonton, McAxl
melayani para penggemar untuk selfie. Saya termasuk beruntung karena McAxl
berdiri persis di belakang saya. Hehe, nggak bisa selfie sama Axl yang asli,
sama McAxl pun gak apa-apa lah…
Secara musikalitas, kemampuan Arrowguns tidak perlu
diragukan lagi. Kemudian kemampuan untuk meniru gaya, kostum dan penampilan
GN’R juga sudah OK. Semuanya nyaris sempurna untuk sebuah band tribute. They
are true gunners – right to the bone. Kalaupun harus disebut sebagai kekurangan
adalah bahwa Arrowguns tidak membawakan Sweet Child O’Mine, padahal lagu
tersebut adalah salah satu trademark GN’R. Selain itu tiruan backing vocals
Tracy Amos dan Roberta Freeman yang bersemangat meliuk-liukkan udel mereka yang
bertindik agak kurang terdengar, kecuali di lagu Patience dan Knockin’ on Heavens’ Door.
GN’R adalah salah satu tonggak budaya pop, tak hanya di
Amerika Serikat tetapi juga di seluruh dunia. Dengan enam album dan penjualan
mencapai lebih dari 100 juta kopi serta lirik2 yang mencerminkan budaya Amerika
(seperti Civil War dan Paradise City), memang tidak salah jika GN’R ditampilkan
oleh @america, sebuah lembaga yang merupakan pusat kebudayaan abad mutakhir di
mana Anda dapat menjelajahi dan mengeksplorasi Amerika Serikat. Saya berharap
semoga Arrow Guns dan @america bisa lebih sering bekerja sama dan menggelar
acara serupa di kota2 lain di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar