tuhan ganti hatiku
dengan hati yang baru
karena hatiku yang ini
tak lagi punya rasa haru
saat suara adzan memanggil manggil
hatiku tak lagi menggigil
kepatuhanku tak lagi tampil
walau hanya setitik kecil
cabut hatiku, tuhan, cabut!
renggut...!
renggut sampai ke akar-akarnya yang lembut
biar semaput aku tersaput
tak ada takut walau sejumput
aku rindu, tuhan, aku rindu
ingin lagi aku menangis tersedu-sedu
seperti dulu
setiap kali kubersujud padamu
beri aku segumpal daging
yang berlumuran cinta
memompakan kasih
hingga ke ujung rambutku
beri aku sekeping hati
yang cepat tanggap
pada keadaan di sekelilingku
menebar benih putih
memancarkan cahaya
dulu
sepatah kata hamdalah
kurasakan seperti sebilah kapak
membelah dadaku
karena kurasakan aku tak cukup bersyukur atas karuniamu
tigapuluh tiga kali hamdalah
tigapuluh tiga kali ayunan kapak menerjang dadaku
hingga setiap dzikir berakhir
linangan air mata di pipi mengalir
tapi sekarang
jangankan sekali kuucap hamdalah
ratusan kali hingga kelu lidahku
menyebut namamu
tak sedikitpun ada getar darimu
yang terasa dalam dadaku
hatiku mungkin sudah membatu
hingga kapak hamdalah itu
tak lagi mampu membelah dadaku
karena dosa-dosaku
mengabaikan perintahmu
tuhan
kumohon berilah kesempatan
agar bisa kembali padamu
merasakan nikmat getar darimu
melalui sebuah hati yang baru
kelian, 10 okt 2003 18.07 wita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar