Jumat, 02 Mei 2008

The Stones are Still Rolling...

The Rolling Stones Night
The Rock Cafe, Grand Flora Kemang, 1 Mei 2008, 21.00


"A, Setun A...!" Ungkapan sopan untuk request lagu The Rolling Stones dulu sering saya dengar dulu saat tinggal di Bandung. Penonton pertunjukan musik di gang2 dalam rangka 17 Agustusan, atau segerombolan pemuda/preman yang ingin agar lagu Rolling Stones dinyanyikan. Kalau kira2 pemain musiknya 'sahandapeun' atau kira2 bisa diintimidasi, maka request tersebut bisa dimodifikasi dengan sedikit ancaman "Setun siah...!", biasanya diucapkan sambil mengelus2 gagang golok/pisau dibalik jaket. Ungkapan yang kedua ini terjadi di lingkungan masa kecil saya di negara beling Cicadas, Bandung. Saya nggak tau apakah fanatisme Rolling Stones seperti ini juga terjadi di daerah lain. Tapi kalau melihat acara The Rolling Stones Night tadi malam, saya yakin fanatisme semacam itu juga terjadi di daerah lain, dan menular ke semua kalangan. Yang hadir mulai dari kakek2 tua yang jalan aja udah susah, exmud, ibu2 berjilbab, sampai ke cewek2 ABG yang lagi belajar mabuk. Semuanya larut dalam suguhan musik Stones. Hampir semua bergoyang, ikut nyanyi, joget, dan ketawa melihat polah Stones maniacs berpesta.

Sambil nunggu acara dimulai, saya ngobrol2 sama my partner in crime. Kami duduk paling depan. We don't want to miss anything. Selain itu semua meja & sofa udah reserved. Tiba2 ada sms masuk. "Cieh nonton RS nite ^_^" Saya pun noleh ke belakang. Ada yg dadah-dadah dalam gelap. Rupanya run_knee dan temennya yang saya kenal dari milis 80an.

Acara The Rolling Stones Night ini digelar oleh Ibnu Jagger & Kiki Rasta Productions, menampilkan jawara2 dari grup2 yang terkenal macam Acid Speed Band, Black & Blue, dll. Seperti halnya konser RS yang suka menampilkan bintang tamu, dalam acara semalam juga ada bbrp bintang tamu yg dischedulekan spt the Coconut Trees, atau yang dadakan seperti Tio Pakusadewo.
Ngaret kurang lebih 90 menit, acara dibuka tanpa basa basi, langsung dengan intro Under My Thumb lewat permainan gitar Coky Acid Speed. Njet sang vokalis muncul dengan santai, dengan kostum yang sama sekali biasa. Kemeja putih, dengan celana kasual. Sumpah, saya kira dia penonton yang iseng naik ke panggung. Setelah kira2 separuh lagu, saya kok ngerasa ada nada2 yang beda... Ah, rupanya mereka memainkannya secara medley. Lalu berhamburanlah lagu2 klasik RS macam Let's Spend The Night Together, Jumpin Jack Flash, Honky Tonk Women, It's All Over Now, Bye Bye Johny, bikin semua penonton girang. Lagu2 solo Mick Jagger macam Hard Woman, dan Don't Look Back (w/ Peter Tosh) juga dibawakan.

Footages dari konser RS yang jadul mulai dari era Brian Jones sampai yang Voodoo Lounge juga ditampilkan di backdrop lewat video proyektor. Setengah pertunjukan ada break. Panggung diberesin dengan setting unplugged.

Setelah interval selama 30 menit, mereka muncul lagi dengan lagu2 sweet macam She's A Rainbow, Dead Flowers, dll. Tio Pakusadewo pun didaulat naik panggung, dan dia pun memainkan harmonika untuk lagu The Spider and The Fly. Gak nyangka Tio bisa main blues harp sebagus itu.

Njet ngajak semua penonton nyanyi Wild Horses sambil lihat teks di partitur. Kayak guru TK lagi ngajar membaca.

Saat lagu You Can't Always Get What You Want dibawakan, semua penonton teriak2 nyanyi. Saya juga ikut. Suara saya sampe abis. Seorang pemudi early twenties berkaus lidah RS tiba2 ngajleng ke panggung. Dia mulai bergerak2 sensual, lalu membuka ikatan rambutnya yang panjang. Trus dia mengibas2kan rambutnya sensually. Wuih... kayaknya dia stoned. Tiga ekor kiwi juga berjoget di depan panggung, somewhat annoying. Mereka pake acara buka baju dan lempar kaos segala. Cewek berrambut panjang yg tadi nggak ikut2an buka baju. Well, you can't always get what you want, guys!!!

The Rock Cafe ini soundnya bagus. Lighting standard. Crewnya helpful, tapi waitressnya tulalit. Event ini rupanya produksi perdana dari kolaborasi Ibnu Jagger dan Kiki Rasta. Saat keluar dari Grand Flora, di lobby saya lihat ada wajah yg familiar. I know him. Kiki, tetangga saya di Cicadas. Rupanya dia panitia (Kiki Rasta). Setelah sejenak bertukar kata, dia bilang, "Saya nggak nyangka Harry bisa segemuk ini..." Oh no, not again...

3 komentar:

Anonim mengatakan...

asa wararaas ngadangu "A Setun A..."

Harry mengatakan...

hehehe... iya, pas dengernya, serasa ada di bandung.... :)

Roy Paat mengatakan...

met kenal ya buat semua... sayang banget waktu itu gak bisa dateng ke the rock... jadi gak bisa ikut ngenikmatin... mungkin lain kali deh