
Manado menyebut dirinya Kota Tinutuan. Tinutuan artinya campur2 tapi jadinya enak. Yah, seperti bubur Manado. Berbagai macam dimasukin: sarupaning sayuran, labu, mie, dll dll ke dalam bubur... dan hasilnya (malah makin) enak. Jadi walau Manado ini tempat berkumpulnya banyak orang dari berbagai penjuru, tapi Manado tetap jadi 'kota yg nyaman untuk ditinggali.

Di Manado ada tempat bubur yang enak. Namanya Dego Dego, lokasinya di Jalan Wakeke. Di sana dijual bubur tinutuan alias bubur Manado, dengan kawan2nya seperti jagung rebus, tahu, dan ikan nike. Ada juga aneka juice. Waktu kawan saya bilang dia akan pesan ikan nike, yang terbayang di benak saya adalah penyanyi dari Bandung yang sudah mendiang Nike Armadillo dan sepatu olah raga. Hm, hidangannya mungkin enak dilihat, tapi bau sepatu? Saat ikan nike itu datang, dugaan saya salah. Ternyata bentuknya seperti kue cucur di Jawa, bentuknya bulat, warnanya coklat, berminyak karena digoreng. Fisiknya gak menarik deh. Tapi jangan tertipu penampilan. Begitu anda gigit, kunyah dan rasakan... eueeenakeeeee! Makan satu nggak cukup. Apalagi kalo dicelupin ke bubur panas. Dengan tambahan sambal, bubur anda pasti akan bikin kenyang, sampe keringetan...

Makan bubur di Dego Dego ini memang nyaman. Ada live music kolintang setiap Selasa & Jumat. lagu2 yang dimainkan oldies macam Release Me (Engelbert) dan How Can I Tell Her (Lobo). Pemain bassnya sangat ekspresif dan teatrikal. :) Selain itu di sini ada free wireless internet connection, dengan password yang bisa ditanyakan ke waiter.
Dego Dego milik seorang petinggi bank swasta di Manado ini buka hanya siang hari saja. Padahal makan bubur malem2 enak kan? No bibir Manado needed.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar