
Komunikasi antara Rahmad dan saya, via email:
Rahmad (sent to many): guys/gals, Pertanyaan "dengan siapa, kapan dan dimana" itu sebentar lagi insya Allah akan terjawab. Karena itu, biar gak dibilang tidak sopan karena gak ngundang, dst, dll, mohon diinformasikan alamat pos-nya dong supaya kirimanku bisa sampai tepat pada waktunya.
Harry: Weys.. Jadi dengan "si anak tunggal itu" kah?
Rahmad: Benar jeung nu eta. Kbetulan klo lkewat email berhubung sudah cuti :)) Datang euy. Kumpul2 jeung barudak kpc dan alumni2-nya.
Harry: So akhirnya dia berhasil juga kau tipu ya.... congrats! Sok atuh mana lokasi dan tanggal persisnya kalian mau belah duren?
Rahmad: Acara belah duren mah "Empat Mata" atuh. Klo resepsi di Balai Kartini jl Gatot Subroto Jkt tgl 29 Mar pk 1900 (sabtu malam minggu). Datang ya
Harry: Owh, belah durennya mau sama Tukul? :))) Tgl 29, Insya Allah yaaa....
Rahmad: "Kusobek-sobek mulutmu" :))
------
Balai Kartini, 29 Mar 2008, 19.00.
Dari Bandung saya berangkat jam 15.45. Sampe pool Xtrans di Pancoran, jam 17.45. Quite on time. Karena acaranya masih cukup lama, saya nongkrong dulu di penjual roti bakar. Lumayan buat ganjel, just in case nanti di resepsi saya nggak bisa makan bener. Biasanya sih jaim, dan saya perkirakan akan ketemu kawan2 lama di KPC, jadi pasti akan sambil ngobrol ngalor ngidul.
Jam 18.50 saya udah di Balai Kartini. Venuenya keren. Pengamanan juga cukup bagus. Beberapa teman KPC sudah tiba duluan.
Rahmad Desmi Fajar adalah tetangga sebelah saya di Tanjung Bara. Dia pasti sering keberisikan kalo saya lagi 'ngabrangbrangkeun maneh' dengan main gitar atau keyboards keras2, atau pasang musik dan ikut nyanyi teriak2 kayak
kucing garong.
Rahmad juga adalah kawan saya main judi, atau istilahnya 'buka meja'. Heit, jangan salah sangka. Kami biasa main "SONG" dengan menggunakan kartu remi. Song adalah permainan kartu (introduced by Om Kemal Nazar) yang cukup digemari di kalangan the jablays di Tanjung Bara. Tidak ada pertaruhan uang atau kehormatan. Saya pernah usulkan supaya yang kalah pindah agama, tapi tidak direspon. Mungkin teman2 ngeri juga. Apalagi kita bisa berkali2 kalah. Murtad bolak balik dalam semalam? Hiii... Permainan biasanya berlangsung sampai jauh malam, diiringi dengan permainan musik (gitar/keyboards), kopi, alkadang2kohol, dan penganan macam2 yang biasanya disiapkan oleh those kind-hearted ladies macam Mbak Wansian, atau Mbak Nurul.
Jam 19 lebih, MC cantik mulai berkaok2 di panggung. Dia menjelaskan siapa itu Rahmad, siapa itu Mira, bla bla bla. Tak lama, setelah para mertua naik ke pelaminan, MC memanggil kedua mempelai. Saya berdiri di ujung karpet merah di depan pelaminan. Dari jauh saya sudah lihat Rahmad dengan gagah 'menenteng' Mira menembus jejeran tamu2. Saat Rahmad dan Mira lewat di depan saya, spontan saya teriak ke Rahmad, "SONG!". Rahmad tersenyum. Untung teriakan saya itu tidak ditanggapi
oleh para pemain musik di atas panggung.
Kalo mereka anggap teriakan itu adalah kode supaya mereka mulai memainkan lagu, bisa berabe. buyar sudah suasana khidmad saat itu. Sebetulnya yang ingin saya teriakkan adalah "LET'S GO SONG!", komando dari lagu Terajana (by Jamaica Cafe) yang pertama kali saya dengar di mobil Rahmad saat kami mau ngepiting di Rofi'i.
Saat bersalaman dengan mempelai, saya berkata pada Mira, "Saya adalah teman Rahmad berjudi di Sangatta". Mira tampak terkejut, lalu dengan penuh pengharapan, dia menjawab,"Oh, tapi sekarang dia udah berhenti kok...". Huheuheuheue....
Tamu yang datang banyak. Makanannya pun enak. Banyak kawan2 dari KPC yang masih mengenali saya. Mereka bilang saya gemuk. Hah! Isn't there 'sintal' in your Purwadarminta's dictionary?
Rahmad dan Mira... selamat ya... Semoga mawaddah warrahmah sakinah. Amien.
1 komentar:
ta korespondensi privat dijadikan public goods di dunia maya, hancur dah reputasi sayah :))
Posting Komentar