Saya kejar, kalau hari raya barangkali ada keluarga yang datang untuk ziarah atau tabur bunga, mungkin bisa ditrace asal usul orang yang dimakamkan di situ. Jawabannya lebih mengejutkan, “Kalau hari raya, bisa ratusan orang datang ke makam ini, dan menaburkan irisan daun pandan, lalu berdoa”.
Penasaran, saya kejar lagi, “Apa nggak bisa dipindahkan makamnya dengan pertimbangan bisa membahayakan pengguna jalan?”. Ah, rupanya dulu waktu pembangunan jalan, pernah ada usaha untuk memindahkan makam ini. Operator dozernya meninggal. Hmmm… sakti juga rupanya.
Salah satu dugaan yang beredar di masyarakat, ini makam bukan sembarang makam. Sultan Baabullah itu jelas ada makamnya. Tapi ayahanda Sultan Ternate tidak diketahui ada di mana makamnya. Nah, karena ada makam tak dikenal di jalan ini, maka orang2 berspekulasi, jangan2 inilah makam dari ayahanda Sultan Baabullah. Iya kalau betul makam ayahanda sultan, nah kalau ternyata cuma tukang kebunnya? Makam ayahanda sultan atau tukang kebun, yang jelas makam ini sudah berhasil meraih penghormatan dari masyarakat
Kalau itu makam ayahanda sultan, tentu layak mendapat tempat yang lebih baik. Mungkin dipindahkan ke lingkungan istana, bersama dengan makam keluarga sultan yang lain? Kalau itu ‘cuma’ makam tukang kebun, tentu bisa dipindahkan ke lokasi makam yang sebenarnya. Jangan sampai makam itu malah bisa menimbulkan kecelakaan lalulintas yang bisa mengancam keselamatan pengguna jalan.
3 komentar:
menarik sekali...awas jangan sampai ketabrak
salam,
mei
atau mungkin dulu dia ketabrak di jalan ini, mei...
saya cicit dari pemilik makam tersebut :)
Posting Komentar